Dari awal kota jakarta terbentuk, jakarta mengalami banyak perubahan
nama. Kurang lebih, kota ini telah berubah nama sebanyak 9 kali sebelum
akhirnya menjadi ibu kota Indonesia dan diberi nama Daerah Khusus Ibu kota
Jakarta.
Dimulai dari Abad ke-14 dengan nama sebutan Sunda Kelapa. Daerah Sunda Kelapa dikenal sebagai pelabuhan Kerajaan Pajajaran kerajaan yang menjadi pusat
perdagangan, politik dan ekonomi bagi wilayah Hindia Belanda (bagian barat). Kemudian, pada tanggal 22 Juni 1527 Sunda Kelapa berganti nama menjadi Jayakarta.
Penggantian nama yang berarti Kota Kemenangan ini, diberikan oleh Fatahilah sebagai
penanda kemenangan pasukan pimpinannya. Pada 4 Maret 1621 diganti oleh
belanda, kota ini berubah nama menjadi Stad Batavia. Pada 1 April 1905 perubahan nama ini kembali terjadi menjadi Gemeente Batavia.
Berlanjut, 8 Januari 1935 berubah
nama menjadi Stad Gemeente Batavia, penggabungan nama jakarta sebelumnya pada 4 Maret 1621(Stad Batavia)
dengan nama jakarta pada 1 April 1950(Gameente Batavia) .
pada 8 Agustus 1942 Batavia diubah menjadi Jakarta Toko Betsu Shi. Tanggal 20 Februari 1950 Jakarta kembali berubah
nama menjadi Stad
Gemeente Batavia, sama seperti nama jakarta
sebelunya pada tahun 1935. Beberapa bulan setelah itu, pada 24 Maret 1950 nama kota diganti menjadi Kota Praj'a Jakarta.
Delapan tahun setelah itu,pada 18 Januari 1958 ada penambahan kata ‘Raya’ pada nama jakarta yaitu
menjadi Kota Praja Djakarta Raya. Dan di tahun 1961 dibentuklah Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya (dengan
PP No. 2 tahun 1961 jo UU No. 2 PNPS 1961).
Nama Daerah Khusus Ibukota Jakarta sendiri resmi ditetapkan pada
31 Agustus 1964 berpedoman pada UU No.
10 tahun 1964 dan tetap dinyatakan sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia
dengan nama Jakarta
Jakarta pada mulanya hanya
dikenali sebagai sebuah pelabuhan di muara Sungai Ciliwung 500 thn lalu, Kota pelabuhan
yang terletak di Teluk Jakarta di kawasan Sungai Ciliwung, dengan pelabuhan
Sunda Kelapa erat hubungannya sebagai sejarah asal usul Kota Jakarta. Sejak tahun 1511
orang-orang Portugis sudah bercokol didaratan Malaka. Pada waktu itu secara
bersamaan Demak sudah menjadi Pusat kekuasaan islam. 1522, terjadi perjanjian
kerjasama antara pajajaran dengan portugis. Tetapi perjanjian itu tidak dapat
diterima oleh kerajaan islam di Demak. Tahun 1527 fatahila berhasil
menghancurkan armada portugis yang datagn. Fatahillah mengganti nama Sunda
Kelapa menjadi Jayakarta, yang artinya “Kemanangan Yang
Berjaya”, menurut perhitungan, hal itu terjadi pada tanggal 22 Juni 1527.
Itulah sebabnya hari tersebut ditetapkan sebagai hari jadi Kota Jakarta